Kamis, 25 September 2014

Sudah siapkah menghadapi kematian?

Sudah siapkah?
Bagaimanakah keadaan diri anda?, orang-orang yang anda sayangi?, orang-orang dekat anda?, saudara-saudara?, sahabat-sahabat?, bahkan jiwa-jiwa? Sudah siapkah?

Benarkah kita dapat dengan kokoh berjalan sendiri (mengandalkan kekuatan dan jalan sendiri) dalam menghadapi/mengarungi dalam kegelapan, ketidak-pastian kehidupan (dalam lingkaran) samsara ini?.
Seperti ujaran guru Sakyamuni Buddha, 'Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?' [Dhammapada XI : 146], kita butuh jalan. kita butuh pelindung didalam kehidupan ketidak-pastian ini (dalam kegelapan, ketidak-kekalan/samsara).

Quote from: abgf on 11 May 2012, 09:23:20 AM
Adakah makhluk yang bisa bermimpi seperti manusia dan tersadar dari tidur lelapnya?, sedang kehidupan merekapun sendiri adalah dalam pengembaraan mimpi panjang kesesatan jiwanya dalam tidur panjang kematiannya.
Kehidupan manusia sebagai suatu anugerah yang luar biasa.
Dari berbuat salah masih dapat berbalik bertobat.
Saat tertidur dan mengembara dalam mimpi, masih dapat bangun tidur dari pengembaraan jiwanya (mimpi yang panjang).
Ada suatu pandangan duniawi mengatakan, kehidupan (manusia) hanya satu kali. Ada benarnya juga. Tetapi berbeda untuk penjelasanku selanjutnya. Mengapa?
Saat manusia mengalami kematian, sesungguhnya ia akan mengalami mimpi yang tak berkesudahan didalam pengembaraan kesesatan jiwa hidupnya dalam hukum rimba dunia kegelapan dan ia tak akan bisa terbangun atau berbalik dari mimpi tidur yang panjang dalam kematiannya, seperti kita manusia yang saat ini masih hidup.
Seperti ujaran Sakyamuni Buddha, 'Mengapa tertawa, mengapa bergembira kalau dunia ini selalu terbakar?. Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?' [Dhammapada XI : 146]
Jika masih hidup (sebagai manusia) saja, 'jiwa' hidup dalam kesesatan pandangan pemikirannya, apalagi banyak (orang) yang mempercayai kepercayaan takhayul (brahmajala sutta), saat mimpi jiwa mengembara dalam pengembaraan menurut corak (jiwa)nya. Apa usaha yang baik yang kalian lakukan saat ini bagi kebaikan diri kalian?

Bagaimana setelah kematian, benarkah perasaan merasa sudah sempurna usaha dan pengetahuan kalian saat ini untuk menghadapi tidur panjang pengembaraan kehidupan mimpi setelah kematian?.

Coba anda tanya yang tahu bagaimana keadaan kehidupan di alam kegelapan setelah kematian (alam maut). Adakah keteraturan jaminan, kepastian, kebebasan kehidupan seperti yang kita manusia, memiliki kesempatan menikmati dan dapat bangun dari mimpi tidur yang panjang, berbalik untuk bertobat atau memperbaiki diri atas apa yang salah dalam kehidupan kita sebagai manusia?.
Hanya dicengkram pengembaraan kesesatan, kegelapan, kehidupan alam samsara.... dan kebinasaan.

Yoh_12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.

Yoh_3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yoh_10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Yoh_11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Yoh_14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Sadarilah... anugerah kehidupanmu saat ini!!!

Tetapi ada berita bahagia, peneguhan kebebasan dari pengalaman dari ketidak-pastian dan menyakitkan semuanya ini (perjalan panjang pengembaraan mimpi panjang kesesatan jiwanya dalam tidur panjang kematiannya), ada tertulis, Why 14:13 Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini."

Dan memang diperlukan landasan kualitas kehidupan seperti yang diajarkan guru Buddha. 'janganlah berbuat jahat, berbuatlah kebajikan, sucikan hati dan pikiran'

Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan ketidak-kekalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar